Friday, February 10, 2017

A Perception on Arrogance

Mungkin sahaja yang sombong itu aku dan bukan mereka
Mungkin sahaja yang enggan mahu menundukkan ego dalam menuntut ilmu itu adalah kesalahan aku dan bukan kekurangan mereka
Mungkin sahaja aku yang takut, malu dan perasan bagus


Adab-adab menuntut ilmu ni sama sangat dengan adab-adab berdoa dengan Allah

Sebab kita tak tahu banyak sangat benda, dan kalau bukan kerana guru yang mengajar memang selama-lamanya akan kekal dungu

Dan kalau bukan kerana Tuhan mengizinkan doa itu termakbul, mengizinkan hati untuk menerima, sampai kesudah hati akan dilanda gundah tanpa tenteram


"Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong, kerana sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembusi bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-ganang."
(Al-Isra':37)

You cannot change people, but you can change your respond to them
Dan hakikatnya, manusia ni is not all bad right?
Sebab kita semua berasal daripada tempat yang suci dan bersih initially
:)

Friday, February 3, 2017

Learning

1.11pm
3 February 2017
Path Lab CSI
Galway, Ireland

Jumaah barakah! Another week about to end, another week filled with exciting adventures - and probably some that is not so favoured of. Haha. I'm finding the Path Lab to be such a therapeutic place to read, write and just relax despite this place being the student study area, and I am typing on a PC that is has quite a large screen for people to peek in on my writing. Oh well, this post will be up for public anyways so it doesn't make a difference does it. ;)

So far today has been quite fruitful. I woke up pretty early and was already at the hospital at 7.10am in the morning. Went for ward rounds with the team twice and went over to speak to one patient up for surgery this afternoon with the Final Meds - they were very nice to let me tag along with them. Dozed off for quite some time at GI Cancer MDM because I couldn't really understand much of the staging and pathology as they go through the cases really quick. Got a hearing from an SpR to study more on the structure, blood supply and the pathology surrounding gallbladders. Learned how to insert a cannula from one of the interns, failing so miserably to get into a vein (I will try and succeed next time inshaAllah!). And now, there's the Grand Rounds hold up in the Large Lecture Theatre though I'd say that I might be going quite late because I'd rather finish my Kahfi for today instead.

All in all, one of the most important things that I've learned today is to introduce yourself and speak to people properly. I found out that what Prof Cormican continuously reminded us off in the one year he was nagging to us in class really, really made perfect sense in the clinical setting.

Not only that, such manners and humbleness are mentioned even in the Quran.

And do not turn your cheek [in contempt] toward people and do not walk through the earth exultantly. Indeed, Allah does not like everyone self-deluded and boastful.     (Surah Luqman: 18)
Being nice, polite and humble really pays off in this world as people would definitely help you out. And if we keep on doing it for the sake of Allah, who knows what benefits we will get for it in Jannah!

The nurses were so kind as to give us a spot to practice our cannulation, the intern was even nicer because she noticed us and decided to teach us how to do it. The SpR eventhough he looked cross with us, eventually gave out the answers and thought us about the Triangle of Callot, bile duct obstruction, etc, etc. And all that began was to be humble and introduce ourselves as third meds, not be boastful as though people should be the one entertaining us.

I'm excited to see how today unfolds because behind all the scolding and embarrassment, you do learn alot. And in it indeed is a form of motivation to study better.

Doakan kami disini!

Thursday, February 2, 2017

Toast, Toast and More Toast

1.24pm
2 Februari 2017
Path Lab CSI
Galway, Ireland

Minggu ni Tuhan benar-benar ingin menyedarkan aku bahawa makanan tidak akan mampu membahagiakan aku tatkala kesedihan. Today is my first day on the GI surgical team and it has been mostly of toasts, water and 'go have some tea' kind of day so far. Daripada hari Isnin sehinggalah hari Khamis, Allah telah mentakdirkan diri ini untuk terus menerus mendapat rezeki berupa hidangan makanan yang melimpah ruah. Even though it's not a proper meal most of the time, I am actually pretty stuffed with food for the past four days and this clearly is not a remedy for the distraught that I have been facing since last week.

Manusia apabila dirinya marah dan kecewa, mudah sahaja untuk melenting dan menyalahkan keadaan. Walaupun acapkali diingatkan dengan sifat-sifat seorang mukmin di kala ujian menimpa, masih lagi berulang kembali segala tantrum dan omelan (this is a proper word people). Dan bila timbul segala perasaan tak puas hati dan rebellion dalam diri memuncak, kita akan burst dan mula untuk meluahkan kata-kata yang tidak bijak; langsung tidak menggambarkan diri kita sebagai orang beriman.

Mungkin begitulah perasaan Nabi Musa ketika dia pulang kembali berjumpa dengan kaumnya setelah mendapat wahyu dari Allah melalui lauh-lauh Taurat. Was he angry? Oh goodness, he was so frustrated sampai ditariknya janggut Nabi Harun dan ditanya kepada saudaranya itu dengan nada yang bengis mempersoalkan keadaan tersebut. Mujur apabila diingatkan kembali oleh Nabi Harun bahawa kaum Bani Israel pasti akan menyoraki kemalangan dan pergaduhan mereka, Nabi Musa dapat mengambil nafas dan berdoa kepada Allah agar diberikan rahmat kepada mereka berdua. Fuh, macam mana tu nak handle kemarahan Nabi Musa pun tak tahu.

Lepas tu, Allah berfirman,

"Dan orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat dan beriman, nescaya setelah itu Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan setelah amarah Musa mereda, diambilnya (kembali) lauh-lauh (Taurat) itu; di dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya."
(Al-A'raf:153-154)

Betapa marahnya Nabi Musa, sehinggakan hadiah wahyu yang diterimanya pun dilemparkan ke tanah kerana kecewa yang amat sangat dengan kaumnya. Mana tidaknya, mukjizat laut terbelah pun tak cukup lagi ke nak buktikan kekuasaan Allah sampai nakkan juga berhala sapi untuk disembah.

Tapi, the remedy to that frustration at the end of the day is.....

Keimanan dan wahyu (Quran).

Bila wujudnya dalam diri kita walau secebis keimanan, apabila kita terus sedar daripada kesalahan yang kita lakukan, memang kita akan terus beristighfar dan memohon keampunan pada Allah atas tindakan kita yang meroyan tak tentu pasal sebab stress yang kita hadapi. Dan bila dah reda kemarahan kita, pasti kita akan mula untuk mencari cara untuk mengubat luka yang parah akibat daripada kekecewaan kita. And where else to look kalau bukan dalam Quran?

.....di dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya."

So, bukanlah dengan makan banyak-banyak bila stress akan membantu kita to get rid of the pain and agony. Actually, by going back to His words and His teachings would we really get that guidance and tranquility.

And with that, enough of toast (for the time being) in the surgical tea room. And I really should find a way to not doze off at 11.00am everyday. Uhu.